Selasa, 15 Mei 2018

NUSA TENGGARA TIMUR - CULINARY & SHOPPING - 18541 HITS
Salah satu kegiatan menarik kalau kamu lagi traveling adalah wisata kuliner! Kamu benar-benar bisa nyicipin makanan khas daerah yang kamu datangi yang mana biasanya rasanya akan beda kalau kamu makan makanan yang sama di kota asal kamu. Rasanya lebih otentik dengan bahan asli daerah tersebut beserta latar tempat dan masyarakatnya. Nah berikut kita ulas 12 kuliner khas NTT yang wajib dicoba kalau kamu datang kesini.


1. JAGUNG TITI

Makanan ini khas dari daerah Larantuka, Flores Timur. Tapi ga cuma dimakan sama orang di Larantuka aja, tapi juga oleh masyarakat di sekitar Larantuka seperti Adonara, Lembata, dsb. Oleh masyarakat setempat dimakan sebagai cemilan atau penunda lapar. Kalau dari bentuknya, mirip cornflakes ya Gaes!
via instagram.com/imam.syaiful.50  
Bahan dasarnya adalah jagung, dimasaknya dengan digoreng tanpa menggunakan minyak kemudian ditumbuk. Untuk rasanya yang original mirip popcorn kalau ga dikasihin tambahan rasa asin atau caramel, hambar gitu. Tapi sekalinya kamu cicip, susah berenti ngunyahnya hehe. Kalau kamu request untuk buat yang manis, sebelum ditumbuk, dimasukkan dulu ke air gula.
via maryantosilvester.blogspot.co.id
via instagram.com/selusur_nusantara 
Jagung Titi biasa disajikan tanpa pendamping, maksudnya dimakan apa adanya tanpa bahan makanan lain. Masyarakat Larantuka biasanya menikmati Jagung Titi pada jam-jam senggang mereka, seperti saat berkumpul sambil mengobrol dengan keluarga misalnya. Nah kalau kamu mau icip, coba bertandang aja ke rumah warga, biasanya sih akan disajikan Jagung Titi. Atau kalau mau lebih mudah, kamu bisa beli di pasar yang udah di bungkus-bungkusin dalam plastik, biar sekalian bisa buat oleh-oleh. Untuk satu bungkusnya kamu bisa dapatkan seharga Rp 25.000, lumayan murah kan?
via travel.detik.com

2. MUKU LOTO

Makanan dengan nama unik ini berasal dari daerah Nagekeo (nama daerahnya juga unik ya) yang ada di Pulau Flores. Muku Loto sudah ada dari zaman para leluhur yang biasanya disajikan pada saat pesta adat, namun saat ini juga disajikan saat pesta perkawinan dan komuni pertama. Biasanya sih, dijadikan sebagai sayur oleh masyarakat setempat. Muku artinya pisang dan Loto artinya hancur, jadi basically makanan ini adalah pisang hancur. 
via tanagekeo.wordpress.com 
Cara membuatnya lumayan gampang, pertama adalah dengan mengupas kulit luar pisang muda tapi menyisakan kulit dalamnya yang berwarna hijau. Abis dikupas, pisang tersebut dipotong kecil-kecil, ya kira-kira 3 cm lah. Terus, batang pisangnya juga kamu potong kecil-kecil, sama halnya juga dengan daging yang akan dimasak bareng batang pisang dan pisang muda. Biasanya, daging yang dipakai adalah daging babi, tapi kalau kamu ingin yang halal, bisa juga menggunakan daging sapi atau kerbau. Terus semua bahan direbus sampai teksturnya lembut, mengental, dan warnanya berubah jadi keabu-abuan. Kalau udah begitu, voila! Muku Loto sudah siap disantap.

Nah, karena biasanya Muku Loto disajikan di acara-acara adat yang besar sepert pesta perkawinan dan komuni pertama maka kalau kamu mau mencoba, silahkan datang ke acara-acara tersebut, sekalian icip kuliner khas NTT ini, sekalian juga kamu bisa merasakan pengalaman baru menyaksikan pesta adat Nagekeo tersebut. Karena memang sangat jarang untuk menemukan rumah makan di Nagekeo yang menjual menu masakan ini.

3. KENA KITA

Kalau kamu coba browsing dengan keyword Kena Kita, pasti agak sulit dapet Kena Kita yang kamu maksud sebagai kuliner khas NTT karena namanya mirip kaya sebuah ungkapan. Kena Kita kuliner NTT ini berasal dari Pulau Palue, Kabupaten Sikka, yang sering dihidangkan sebagai pengganti nasi. Kuliner ini sejenis bubur yang isinya adalah ubi-ubian dan kacang. Biasanya disajikan dengan kelapa parut di atasnya supaya terasa lebih gurih. Selain itu, karena masyarakat Flores suka makanan pedas, ternyata Kena Kita ini sering disajikan dengan tambahan cabe rawit loh dan anehnya rasanya justru lebih enak!

Karena Kena Kita adalah pengganti nasi, makanan ini biasa dinikmati sepanjang hari. Tapi, untuk kamu yang terbiasa makan bubur sebagai menu sarapan, Kena Kita ini juga cocok banget kok untuk mengisi perut saat masih pagi. Teksturnya yang lembut ngga akan membuat perut kamu langsung 'kaget' selayaknya bubur-bubur kebanyakan. Dan asyiknya, di tengah-tengah kelembutan bubur ubi yang sedang kamu nikmati, kamu akan mendapatkan sensasi kriuk-kriuk yang datang dari kacang tanah yang memang salah satu bahan wajibnya, selain memang untuk memberikan rasa gurih pada panganan ini.?
via id.openrice.com


4. RUMPU RAMPE

Ada yang bilang Rumpu Rampe adalah masakan khas Maumere, tapi ada juga yang bilang Larantuka, intinya kuliner ini khas dari daerah Flores bagian Timur. Kalau kamu bingung makanan apakah Rumpu Rampe ini, kalau umumnya orang bilang makanan ini adalah tumis bunga pepaya. Uniknya, sayur dengan bahan daun ubi dan daun pepaya ini tidak pahit karena sudah dinetralkan dengan garam.
via instagram.com/natalia.physiotherapy 
Rumpu Rampe disajikan dengan cara ditumis bersama bumbu-bumbu rempah yang sederhana. Kata orang sana sih, Rumpu Rampe paling enak kalau dimakan sama ikan goreng dan sambal. 
via instagram.com/sherly_katili 
Makanan ini pasti disajikan di tempat makan lokal di Flores Timur atau ketika kamu bertamu ke rumah warga di sana serta hampir pasti disajikan pada setiap acara yang digelar oleh warga lokal. Atau kalau kamu punya waktu senggang yang banyak, kamu juga bisa coba untuk masak Rumpu Rampe ini dengan googling resep karena banyak banget situs yang ngebahas resepnya. Ngga usah khawatir, tingkat kesulitan memasaknya setara lah dengan membuat Indomie hehe Selamat mencoba!

5. JAGUNG CATEMAK

Makanan berbahan dasar jagung yang disajikan sebagai hidangan penutup ini bahan dasarnya adalah jagung yang dicampur dengan labu lilin dan kacang hijau. Mungkin kalau kamu lihat rupanya, agak mirip kolak terus kamu langsung ngebayangin manisnya dan enaknya dimakan pas lagi panas-panas. Tapi sebenernya, Jagung Catemak ini rasanya lebih ke asin. Cara buatnya lumayan mudah, mulai dari rebus kacang-kacangannya sampai empuk, lalu masukkan bumbu penyedapnya sekaligus garam yang agak banyak (karena originalnya rasanya asin), terus masukin sayur-sayuran seperti bunga pepaya, daun ubi, atau jantung pisang juga bisa. Tunggu sampai kuahnya mengental, terus disajikan deh. Karena semua bahan direbus maka teksturnya saat masuk ke mulut kerasa lembut banget, nyiptain sensasi aneh tapi unik karena tekstur yang lembut ini hadir dengan rasanya yang justru gurih, bukan manis. Bikin nagih untuk nyuap lagi dan lagi.

Tapi kalo ternyata kamu ngga doyan karena udah terlanjur terbiasa dengan kolak versi Pulau Jawa yang manis, yaudah deh gapapa dimakan aja, itung-itung sekali-sekali juga. Anggap aja lagi makan kolak yang ibunya salah nuang garam yang sebenernya seharusnya adalah gula hehe.
via wisatatempat.com 
Kamu bisa cobain kuliner ini di tempat makan lokal atau bertamu ke rumah warga lokal atau masak sendiri karena resepnya sudah banyak di internet dengan berbagai versi.

6. JAWADA ATAU KUE RAMBUT

Disebut oleh masyarakat setempat sebagai Jawada, makanan ini adalah cemilan khas dari Pulau Flores dan Pulau Alor. Kue ini biasanya disajikan pada upacara adat istimewa. Bentuknya biasanya segitiga dan memiliki aroma yang khas yang merupakan campuran antara wangi tepung yang digoreng dan gula merah. Kuliner khas ini rasanya manis, dibuat dari campuran tepung beras, gula aren, santen, dan air nira yang kemudian diolah dengan digoreng ke dalam minyak panas. ?
via instagram.com/dianisekaring
Teksturnya yang mirip bihun goreng kering atau rambut keriting inilah yang membuat nama lainnya adalah kue rambut. Cara membuatnya adalah mencampurkan semua bahan tapi tidak boleh terlalu kental atau encer. Kemudian, supaya bentuknya mirip rambut, warga lokal biasanya menggunakan batok kelapa atau kaleng yang dilubangi kecil-kecil. Adonannya kemudian dituang dan digoyangkan di atas minyak panas sampai berbentuk seperti rambut dengan lapisan yang tipis dan digoreng dengan metode deep frying supaya renyah. #cailah
via instagram.com/marthamelank
Kue Rambut ini bisa dijadikan oleh-oleh karena dapat bertahan lama kalau disimpan dalam toples kering yang kedap udara. Kamu bisa menemukannya dijual di pasar-pasar tradisional dengan harga kira-kira Rp 1.000 per buah, murah banget kan?! Kalau kamu udah keburu pulang, terus lupa mau beli Jawada untuk oleh-oleh bahkan kamu bisa browsing dan nemuin penjual kue ini di e-commerce dengan harga Rp 11.000 untuk 330gr dan sudah dengan packaging yang bagus.

7. MANGGULU

Makanan manis ini berasal dari Sumba, khususnya Kabupaten Sumba Timur di NTT. Dulu, Manggulu ternyata merupakan salah satu makanan favorit prajurit Belanda, mereka selalu bawa-bawa makanan ini karena rasanya manis dan bentuknya kecil sehingga mudah dibawa-bawa untuk penahan rasa lapar. Kalau dilihat-lihat, bentuknya mirip dodol dan rasanya pun sama yaitu manis. Manggulu terbuat dari pisang yang dikeringkan bersama kacang tanah, dibungkus dengan daun pisang kering yang dipercaya memiliki nilai pengawet oleh masyarakat setempat. Walaupun dibuatnya lumayan mudah, ternyata prosesnya lama loh. Pengupasan pisangnya memakan waktu sampai dua minggu, terus pisangnya harus dikeringkan dulu lalu kacang tanah goreng harus dikeluarkan kulit arinya yang kemudian ditumbuk. Setelah keduanya halus, baru dicampur dan dibentuk. ?
via instagram.com/ayusaurus 
Karena Manggulu yang diproduksi secara rumahan bisa awet sampai 6 bulan, bisa banget untuk menjadikan kuliner ini sebagai oleh-oleh. Manggulu yang dijadikan oleh-oleh ini kebanyakan dibungkus dengan plastik bukan daun pisang kering lagi, karena makin modern dan agak lama kali ya kalau harus nunggu daun pisangnya kering. Kamu bisa mendapatkan satu kotak Manggulu seharga Rp 9.000 - Rp. 10.000, terjangkau yaa Gaes
via limabelasikan.blogspot.co.id

8. UBI NUABOSI

Kuliner khas ini berasal dari Ende, merupakan sejenis umbi-umbian. Makanan ini bisa digunakan sebagai pengganti nasi karena mengandung karbohidrat yang cukup. Walaupun asalnya dari Ende, tapi ternyata Ubi Nuabosi ini juga merupakan makanan favorit orang Kupang, walaupun ketika sudah sampai Kupang, harganya melonjak menjadi Rp 60.000 satu ikat. Kata orang yang udah pernah nyobain Ubi Nuabosi, kuliner ini enak karena kalau dikunyah lebih lembut, harum, dan ngga ada efek kembung pada perut setelah mengkonsumsinya.
via mongabay.co.id
Banyak warga yang sudah merasakan kenikmatan dan kelembutan Ubi Nuabosi mengaku bahwa  Ubi Nuabosi enak karena kandungan seratnya jauh lebih sedikit, dikunyah lebih lembut dan terasa enak serta harum. Jangankan makan pakai sambal goreng atau ikan, makan pakai garam dapur setelah direbus pun sudah terasa harum, gurih dan dahsyat nikmatnya.
via id.openrice.com
Ubi Nuabosi biasanya dimakan bersama dengan ikan asin dan sambal goreng, rasanya unik banget buat lidah orang Jakarta, karena coba deh bayangin kamu lagi makan ubi trus kamu juga makan ikan asin secara bersamaan, rasa manisnya bercampur dengan rasa gurih dari ikan asin. Unik, tapi asik!
via daonlontar.blogspot.co.id
Kamu juga bisa jadiin Ubi Nuabosi ini sebagai oleh-oleh yang sudah diolah dalam bentuk keripik singkong. Keripiknya juga ada dalam berbagai rasa, seperti pedas, manis, ataupun BBQ.
via daonlontar.blogspot.co.id

9. KOLO

Makanan khas dari daerah Manggarai, Flores Barat (bukan stasiun) ini pada dasarnya adalah nasi yang dimasak dengan menggunakan batang bambu, atau juga biasa disebut nasi bakar atau nasi bambu. Kuliner khas NTT ini biasanya disajikan untuk makan bersama saat Pesta Adat Penti atau syukuran panen, dan juga sebagai menu utama pada acara syukuran awal pergantian tahun. Kolo disajikan sebagai makanan utama yang kemudian disantap dengan berbagai lauk seperti daging ayam yang disantan. Namanya sih asing, tapi kalau kamu lihat bentuknya pasti udah kebayang rasanya, mirip-mirip dengan ketupat yang biasanya dimakan pas lebaran, apalagi makannya ditemani lauk ayam santan yang mirip-mirip sama opor. Duh, enak banget!
via wisatatempat.com
Nah untuk membuat nasi bakar ini butuh bambu muda sepanjang 30cm, bumbu masakan dan beras. Cara masaknya yaitu beras dibersihkan dan dimasukkan ke dalam lubang bambu yang dialaskan dengan daun enau muda supaya nasinya tetap bersih, kemudian ditambahkan dengan air. Terkadang, warga juga membuat variasi dengan menambahkan daging babi atau ayam supaya rasanya lebih enak. Setelahnya, warga menyiapkan api untuk membakar bambu tersebut kira-kira 30 menit sampai 1 jam. ?
via travel.kompas.com 
via travel.kompas.com 
Kalau kamu mau coba kuliner khas NTT ini, coba aja kamu bertandang saat ada Pesta Adat Penti yang biasanya diadakan setiap bulan Oktober atau November, yang selain kamu bisa icip-icip makanannya, kamu juga bisa lihat kerjasama dan ritual mereka untuk menyambut musim panen.
via floresa.co 

10. JAGUNG BOSE

Makanan khas pulau Timor ini adalah makanan pokok pengganti nasi, dibuat hanya dari jagung putih yang biasanya terasa lebih manis. Selain disajikan pada acara-acara besar di NTT, kuliner khas ini juga bisa ditemukan di rumah-rumah warga yang diolah sesuai selera mereka. Sesuai namanya, Jagung Bose artinya adalah jagung yang di-bose-kan atau dilunakkan. Pembuatannya agak rempong, pertama-tama kulit biji jagungnya dibuang dengan cara ditumbuk dan dicampur air sedikit. Kemudian jagungnya dicampur dengan kacang merah dan direbus dengan santan hingga menjadi bubur, makanya penampakannya memang mirip bubur, tapi rasanya beda dengan bubur yang sering kamu pesan di kantin kantor.
via instagram.com/wihel_elsa
Penyajiannya biasanya dipadukan dengan lauk seperti tumis paria, tahu bumbu, tuna goreng, dan sambal lu’at. Atau pada saat lain, misalnya dengan kombinasi rumpu rampe dan teri.
via instagram.com/indawohangara 
via instagram.com/frenkyhardiyanto
Kalau kamu mau mencobanya, coba saja bertamu ke rumah warga dan kemungkinan kamu akan disajikan Jagung Bose ini karena nyatanya kuliner ini hanya akan disuguhkan untuk tamu terhormat.

11. SE'I ATAU DAGING ASAP

Nah ini salah satu makanan paling populer di NTT, yang berasal dari Kupang. biasanya menggunakan bahan dasar daging babi atau sapi, namun baru-baru ini juga menggunakan daging ikan. Kata Se’i sebenarnya berasal dari Pulau Rote yang artinya daging tipis yang diiris memanjang.
via sportourism.id 
Prosesnya pembuatannya diawali dengan mengiris daging memanjang yang kemudian dilumuri dengan garam. Lalu digantung untuk dikeringkan kandungan air atau darah dalam daging selama beberapa jam. Sementara itu, daun kesambi yang ikut diasapi dugunakan sebagai penyaring panas dan asap yang berlebuhan sekaligus membuat aroma serta warna daging tetap terjaga. Daun Kesambi atau kosambi diambil dari pohon yang bisa tumbuh di daerah kering dan termasuk sodara deket rambutan. Makanya, walaupun mirip daging asap ala barat, tapi cita rasanya berbeda. Daging ini dimasak dengan cara diasap supaya bisa disimpan lebih lama. ?
via dionbata.com
Sangat mudah untuk mencari se’i di Kupang karena sangat popluler. Beberapa tempat makan terkenal seperti Petra, Aroma, Bambu Kuning, dan Pondok Sawah menyajikan kuliner ini. Tapi, kalau kamu benar-benar ingin merasakan cita rasa original se’i babi, kamu harus coba tempat makan Om Ba’i yang ada di desa Baun yang berjarang 40km dari Kota Kupang. Anyway, saking terkenalnya, se’i ini juga dijual online di e-commerce dan kaskus yang bisa kamu dapatkan dengan harga mulai dari Rp 175.000 untuk 1 kg se’i babi.
via olivelatuputty.com

12. MOKE

Satu lagi kuliner non-halal dari NTT namun dalam bentuk minuman yang juga dikenal dengan nama tuak/arak/sopi. Moke adalah minuman khas masyarakat Flores yang merupakan nira hasil sadapan dari pohon lontar atau buah enau. Moke yang warnanya seperti air putih dan agak kuning adalah moke hitam, hasil sulingan dari moke putih dan rasanya agak pahit.
via forum.liputan6.com
Ada yang bilang Moke, ada juga yang bilang Sopi. Sebenernya sama-sama aja sih minuman keras dari sulingan air nira pohon lontar, tapi yang berbeda adalah Moke disuling menggunakan periuk tanah liat yang terhubung dengan pipa bambu sementara Sopi disuling menggunakan panci alumunium atau tong besi yang terhubung dengan pipa. Nah, beda alat maka beda juga rupa dan rasanya. Kalau Moke warnanya kekuningan dan rasanya lebih ringan, terkadang masih ada jejak rasa air nira. Sementara Sopi aromanya lebih menyengat dan rasanya lebih keras dari Moke, serta karakteristik air niranya juga sudah hilang. Terus warnanya juga lebih bening daripada Moke itu sendiri.
via blog.negerisendiri.com
Proses penyulingan moke putih yang masih secara tradisional di Kuwu Tua atau saung penyulingan tuak dalam bahasa Nagekeo. Pembuatannya lama, butuh kesabaran ekstra, setengah hari hanya bisa mendapatkan satu botol berisi satu liter karena menunggu tetesan melewati bambu. Proses awalnya adalah memukul-mukul batang buah dan bunga pohon enau supaya keluar airnya yang ditampung dalam jerigen. Kemudian airnya dimasak sampai mendidih, ditutup secara rapat agar uapnya dari tuak tersebut tidak tembus. Tetesan dari uap kemudian ditampung di botol di bawah corong bambu yang berangkaian. Kalau uapnya sudah keluar, maka akan ditambahkan kayu bakar di dalam tungku secara perlahan, karena kalau apinya kurang atau tidak pas, maka hasil araknya tidak terlalu bagus.
via floresa.co 
via suaraflores.co
via tabloidpodium.com
Moke ini bisa kamu dapatkan seharga Rp 25.000 - Rp 35.000 per botol kalau beli langsung dari industri rumahannya di daerah Nusadani. Sementara kalau kamu beli dari penjual yang tidak memproduksi langsung, bahkan bisa mencapai Rp 100.000-Rp 250.000 per botol.
via picssr.com
Dari 12 kuliner khas NTT yang telah dijabarkan di atas, ternyata kebanyakan adalah makanan dengan bahan dasar jagung yang digunakan sebagai makanan pokok pengganti nasi.
Nah, kira-kira kamu mau coba yang mana?

1 komentar: